
Saat yang tepat mengecek detak jantung yaitu saat bangun tidur pagi. Tempelkan dua jari (jari telunjuk dan jari tengah), pada pergelangan tangan selama 15 detik. Hitung berapa detak jantung yang dirasakan, kemudian dikali empat untuk mengetahui detak jantung per menit. Ini adalah detak jantung dasar atau detak jantung saat istirahat.
Detak jantung cepat disebut juga dengan istilah takikardia. Ini adalah kondisi yang terjadi karena adanya gangguan impuls listrik yang mengendalikan jumlah rata-rata detak jantung. Digolongkan takikardia yaitu jika seseorang yang sedang dalam kondisi beristirahat memiliki detak jantung melebihi dari 100 kali per menit.
“Takikardia adalah kondisi di mana detak jantung seseorang di atas normal dalam
kondisi beristirahat. Detak jantung orang dewasa sehat adalah 60 sampai 100
kali per menit saat istirahat. “
Tidak
seperti anggapan masyarakat umum, detak jantung yang lambat saat istirahat
justru menandakan kondisi kesehatan seseorang dalam keadaan baik. Ini
menandakan otot jantung dalam kondisi baik, sehingga tidak perlu bekerja
terlalu keras. Kecuali detak jantung lambat ini disertai keluhan pusing, sesak
napas, atau nyeri dada. Sebaliknya, ketika detak jantung cepat, berarti jantung
bekerja lebih keras, sehingga berisiko membuat tubuh tidak memperoleh aliran
darah yang mencukupi.
Takikardia
bisa muncul tanpa menimbulkan komplikasi, namun juga bisa meningkatkan risiko
stroke, gangguan fungsi jantung hingga henti jantung, dan bahkan kematian.
Penelitian mengenai detak jantung saat istirahat yang dilakukan selama 10 tahun
menunjukkan, risiko kematian lebih tinggi pada partisipan yang mengalami
peningkatan detak jantung selama kurun waktu tersebut, dibandingkan yang tetap
stabil.
Mengenali Faktor Pemicu
Semakin
bertambah usia, maka detak jantung pada saat istirahat akan semakin cepat.
Terdapat beberapa faktor pemicu detak jantung cepat lainnya, misalnya olahraga, stres, demam, terlalu
banyak konsumsi kafein atau minuman beralkohol, efek samping obat, merokok, dan
ketidakseimbangan elektrolit pada tubuh.
Selain
itu, ada pula kondisi kesehatan tertentu yang dapat menyebabkan detak jantung cepat, contohnya
seperti tekanan darah tinggi, anemia, hipertiroid, kerusakan jaringan jantung
pada penderita sakit jantung, serta gangguan pola elektrik jantung karena
kondisi bawaan sejak lahir.
Penanganan yang Tepat
Penanganan
yang dilakukan bertujuan untuk memperlambat kondisi detak jantung cepat,
mencegah terulangnya kembali hal tersebut, dan menekan risiko komplikasi.
Pada
sebagian kasus, detak jantung yang cepat dapat melambat hanya dengan dibantu
beberapa gerakan sederhana, atau disebut manuver
Vagal. Gerakan seperti batuk, mengejan atau menaruh es pada wajah, dapat
memengaruhi saraf vagus yang mengatur detak jantung.
Namun, jika tindakan
tersebut tidak berhasil, maka dokter kemungkinan akan memberikan suntikan
berisi obat antiaritmia atau obat oral lain untuk menormalkan detak jantung
cepat.
Pada
kondisi yang dianggap gawat darurat dan obat tidak berhasil, maka ahli medis
akan melakukan prosedur kardioversi menggunakan alat kejut listrik pada
jantung. Tindakan ini diharapkan akan memperbaiki impuls listrik jantung
sehingga detak jantung kembali normal.
Beberapa
tindakan lanjutan lain untuk mengatasi detak jantung cepat yang berkelanjutan
seperti ablasi kateter, penggunaan alat pacemaker,
hingga pertimbangan medis menyeluruh.
Menjaga
berat badan ideal dan tetap aktif, sekaligus mengurangi stres dan menghindari kebiasaanmerokok merupakan beberapa cara agar jantung tetap sehat dan terhindar dari detak
jantung cepat