EKONOMI INTERNASIONAL. PENGERTIAN DAN MASALAH-MASALAH TERKINI YANG DI HADAPI

EKONOMI INTERNASIONAL. PENGERTIAN DAN MASALAH-MASALAH TERKINI YANG DI HADAPI

Selamat malam sobat, senang bisa kembali ke blog ini untuk menyuguhkan info-info dan pengetahuan untuk kalian. Pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan tentang EKONOMI INTERNASIONAL, PENGERTIAN DAN MASALAH-MASALAH TERKINI YANG DIHADAPI. Baiklah kita langsung saja ke pembahasan ya sob.

1. PENGERTIAN EKONOMI INTERNASIONAL

Ketika seseorang ditanya tentang pengertian ekonomi internasional, spontan pikirannya pasti tertuju pada dua kata yang cukup akrab dan acap kali didengar oleh hampir setiap orang. Kata tersebut adalah "ekonomi" dan "internasional" dan yang sering terucap adalah seperti ini "Ekonomi internasional adalah ilmu yang mempelajari hubungan ekonomi antar negara". Jawaban seperti itu sesungguhnya tidaklah salah sob. 

Sebenarnya Ekonomi Internasional adalah, salah satu cabang ilmu ekonomi, namun berbeda dengan ilmu ekonomi lainnya, Ekonomi Internasional mempelajari masalah ekonomi dalam konteks yang lebih luas, seperti mempelajari dan menganalisis mengenai transaksi serta permasalahan ekonomi secara internasional yang meliputi perdagangan, keuangan atau moneter maupun organisasi ekonomi dan kerjasama antar negara.

Ekonomi Internasional di sisi lain juga mengkaji teori dan teknik memperlancar aliran barang dan jasa serta modal, namun dalam konteks yang lebih luas yaitu dalam konteks antar negara.

Kenapa Ekonomi Internasional perlu dipelajari ?

Alasan pentingnya mempelajari ekonomi internasional pada prinsipnya sama saja dengan alasan mempelajari ilmu ekonomi secara umum. Persoalan kelangkaan (scarcity) yang disebabkan oleh kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan dihadapkan pada alat pemenuhan kebutuhan manusia sangat terbatas menyebabkan setiap orang harus memilih agar bisa mengoptimalkan kepuasaannya. Oleh itu sangat perlu untuk mempelajari ekonomi internasional. 

2. MASALAH-MASALAH EKONOMI INTERNASIONAL TERKINI

Ekonomi internasional telah mengalami perkembangan pesat terutama dalam dua dekade terakhir. Pertama, pusat perdagangan secara pelan tapi pasti mulai bergeser dari wilayah samudra atlantik yang di dominasi Amerika Serikat dan Eropa ke wilayah samudra pasifik yang memunculkan negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara. Kedua, arus barang dan jasa dari satu negara ke negara lain sudah sedemikian lancar, sehingga negara-negara seakan-akan tanpa batas. Namun demikian, seiring dengan perkembangan pesat dalam perdagangan dunia, muncul pula permasalahan serius.

1. Masalah Proteksionisme 

Meski negara-negara maju mengklaim bahwa mereka adalah motor dari globalisasi dan pelopor dalam menghapus hambatan-hambatan perdagangan, namun kebijakan proteksionisme di berbagai negara-negara maju (developed countries) masih saja berlangsung. Negara maju masih melindungi petaninya dari persaingan internasional. pemberian subsidi ekspor dan bantuan domestik masih tetap dilakukan.

2. Masalah Fluktuasi Kurs

Ketidakstabilan kurs valuta asing yang terus berlanjut (yaitu fluktuasi yang sangat besar dari nilai mata uang internasional). Serta besarnya dan menetapnya misalignment (yaitu fakta bahwa kurs dapat berada jauh diluar keseimbangan untuk jangka waktu lama). Ketidakstabilan ini ikut memberi sumbangan terhadap memburuknya perekonomian dunia.

3. Masalah Pengangguran

Munculnya tingkat pengangguran struktural yang cukup tinggi dan dalam jangka waktu lama di negara-negara eropa dan negara-negara maju lainnya. Pengangguran bukan lagi merupakan masalah yang menerpa penduduk miskin dan kelompok berpendidikan rendah. Pengangguran juga menerpa penduduk kata dan berpenghasilan tinggi.

4. Masalah Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi yang cukup parah yang menghantam sebagian negara-negara Asia Timur dan Tenggara termasuk Indonesia, yang hingga kini sebagian dari negara-negara korban krisis belum pulih sepenuhnya. Meski bertumbuh namun laju pertumbuhan ekonomi di sebagian wilayah Asia tidak setinggi pada waktu sebelum krisis ekonomi terjadi.

5. Masalah Inequalities 

Meningkatnya kemiskinan dan melebarnya jurang ketidakadilan yang dihadapi negara-negara paling miskin di dunia terutama di benua Afrika. Perdagangan internasional belum mampu mengurangi angka kemiskinan di negara-negara miskin yang paling miskin. Hal ini disebabkan oleh nilai jual komoditi negara miskin sangat rendah dibanding komoditi negara maju yang nilai jual produknya relatif lebih tinggi. Bayangkan bagaimana segudang komoditi pertanian yang harus dihasilkan dengan menggunakan lahan yang begitu luas hanya ditukarkan dengan satu buah sepeda motr yang diproduksi oleh negara maju.